IPTEK Dalam Pandangan Alkitab
Penggunaan IPTEK sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan sudah
ada IPTEK. Ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu Firman Allah dan teknologi
juga berasal dari Tuhan yang dikembangkan melalui manusia.
Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cerminan sikap
kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Tuhan kepada
manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28.
“Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertamba banyak:
penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.”
Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mandat Allah yang pertama untuk beranak cucu dan bertambah banyak manusia di
bumi, dan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang, dari
ayat tersebut yang melahirkan di pikiran manusia bagaiamana mereka dapat menguasai
bumi sesuai yang dikehendaki Allah. Dan pengetahuan untuk melahirkan
teknologi itu terdapat dalam Amsal 1:7a
“Takut akan Tuhan adalah
permulaan pengetahuan”
IPTEK dalam pandangan Alkitab dapat ditemukan dalam Amsal 1:5, “baiklah
orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan”. Berdasarkan kutipan ayat ini maka
dituntut untuk setiap pribadi orang percaya (sebutan lain bagi orang Krisen)
menjadi bijak dalam mendengar lalu menjadi orang yang suka belajar (menambah
ilmu). Sehingga kecanggihan gadget tidak disikapi dengan negatif namun dengan
pertimbangan yang bijak. Tuhan menghendaki segala pekerjaan untuk kebutuhan
dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebab Tuhan sendiri yang memberikan pengertian
dan pengetahuan, keahlian, dalam berbagai pekerjaan kepada seseorang
(Kel.35:31). Sebagai mitra Allah maka manusia diberi kemampuan untuk mengetahui
namun tetap dalam rasa hormat dan tunduk terhadap otoritas Allah Sang Pencipta
(Ams.1:7). Iman Kristen memberikan dasar kepada kita untuk menerima
perkembangan IPTEK yang ada dalam iman Kristen yang menjadi dasar IPTEK adalah
Tuhan. Mengutip perkataan Albert Einstein ‘ilmu tanpa agama adalah buta
dan agama tanpa ilmu lumpuh’ (religion without science is blind and
science without religion is lame).[10]
Sikap Kita Seharusnya Dalam
Menghadapi Perkembangan IPTEK
Bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi perkembangan IPTEK? Apakah kita
harus menerima IPTEK dengan tangan terbuka?Ataukah kita harus menolak IPTEK
demi pemeliharaan iman kita akan Yesus Kristus? Menerima atau Menolak
Amsal 1 : 5
`“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah
ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.”
Dari ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk
senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus
mencari suatu bahan pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian.
Ilmu dan pengertian yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi
kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud
ucap syukur atas akal budi, kepandaian, kecerdasan dan talenta yang
dianugerahkanNya bagi kita. Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan
IPTEK, dan menolak IPTEK berarti melanggar firman Tuhan.
Dalam Kejadian 1: 27-28,
Allah memberikan manusia suatu amanat illahi (Mandat Budaya) yaitu untuk
menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia
membutuhkan pengetahuan, cikal bakal, dan tujuan. Manusia harus mampu untuk
memeriksa alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan
alam semesta. Untuk itu, manusia perlu sains. Jadi sains, bukanlah musuh bagi
orang beriman, melainkan sebagai jalan untuk lebih mengenal dan mendekatkan
diri kepada sang Pencipta, apabila manusia dapat memanfaatkan sains sebagai
saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Beberapa fakta mengenai hubungan teknologi
dan iman :
1. Teknologi
adalah tugas
Ia adalah tugas atau mandat yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang membuat
suatu penemuan harus menyadari betul akan tugasnya untuk menaklukkan bumi,
sehingga setiap temuan yang dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan alam
semesta pada umumnya, dan manusia pada khususnya. Pembuatan suatu teknologi
yang memusnahkan umat manusia sangat bertentangan dengan mandat yang diberikan
oleh Tuhan
2. Teknologi
dan moral
Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan
bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Caranya, adalah dengan menggunakan
Alkitab, yang berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk pemanfaatan
teknologi. Alkitab berisi perintah etis-moral untuk mengatur semua tindakan
manusia. Sehingga, dalam pemanfaatannya, teknologi harus sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan, yang merupakan sumber moral untuk menghindari
penyalahgunaan teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.
3. Teknologi
dan mujizat
Ibrani 13: 8 menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak pernah berubah baik kemarin,
hari ini, maupun selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah berubah, sementara
teknologi senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak mampu
memberikan suatu kepastian bagi manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak
mampu memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya tetap berharap kepada
Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.
Memanfaatkan IPTEK Sebagai
Sarana Bagi Kemuliaan Nama Tuhan.
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah
dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian
Allah memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan
dalam segala pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah
memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait
Allah seperti yang difirmankan-Nya. Tuhan juga telah menanamkan dalam hati
mereka dengan kemampuan untuk mengajar dan memenuhi hati mereka dengan keahlian
untuk membuat pekerjaan-pekerjaan seorang ahli, yakni sebagai pelaksana segala
pekerjaan dan perancang segala sesuatu.
Sama seperti Allah yang
telah memberikan pengetahuan dan keahlian bagi orang Israel yang dipilihnya,
untuk melaksanakan tugas membangun bait Allah, kita pun juga dipilih oleh
Allah, dan dikaruniai dengan kepandaian, kecerdasan, dan akal budi untuk melaksanakan
pekerjaan yang kudus bagi kemuliaan nama Allah. Melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih, kemuliaan nama Tuhan pun harus semakin
termasyur. Kita harus memanfaatkan setiap talenta yang kita miliki bagi
kemuliaan nama Tuhan. Misalnya, bagi setiap kita yang dikaruniai kemampuan
lebih dalam bidang komputer dan internet, kita bisa melakukan video editting
yang berisi suatu kesaksian mengenai kasih Allah, dan mengupload video tersebut
di Youtube, sehingga setiap orang dapat menyaksikan kasih Allah dan video
tersebut dapat menjadi berkat bagi setiap orang yang menontonnya, atau kita
bisa men-share ayat-ayat firman Tuhan melalui status di Facebook, sehingga
memberkati setiap orang yang membacanya. Melalui ayat ini kita tahu bahwa
sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semuaitu dipakai untuk
melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
F. Catatan Kritis
Teknologi yang memiliki
tujuan membantu dan mempermudah manusia dalam memecahkan persoalan
terus-menerus meningkat baik jenis, kuantitas maupun kualitasnya. Dengan
menggunakan teknologi manusia dapat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan
tertenu, bahkan lebih cepat, biaya relatif rendah, dan dapat menghasilkan
produksi yang lebih banyak. Pada masa sekarang orang dapat memanfaatkan
teknologi untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan, berkomunikasi yang muda
walaupun dalam jarak jauh, dan mengisi waktu luang dengan permainan yang
menantang. Bahkan yang lebih bahaya lagi apabila disalahgunakan ketika
beribadah. Kenyataannya manusia pada masa modern sekarang sudah hampir tidak
lepas dari teknologi untuk membantu dalam kehidupannya.
Dalam permasalahan tersebut
Gereja harus bijak dalam menyikapi permasalahan gadget dikalangan umat.
Pandangan gereja yang menganggap bahwa teknologi itu jahat adalah pandangan di
masa lampau[12].
Gereja harus hadir untuk membawa terang dan pencerahan bagi umat sebab gadget
juga masuk dalam kehidupan gerejawi. Itulah sebabnya maka PAK dalam gereja
dalam berupa metode guna pencegahan ke arah penggunaan gadget yang negatif dan
berlebihan. Di awal penciptaan Tuhan sudah memberikan otoritas tertinggi kepada
manusia dibandingkan ciptaan lainnya (Kejadian 2:27-28). Otoritas tersebut
harus dilaksanakan dengan baik. Metode yang bisa diterapkan antara lain:
– Gereja menanamkan dampak
sisi positif dan negatif penggunaan gadget dalam bentuk pengajaran yang
bertahap.
– Terapi Gadget dengan
pengarahan yang konsisten dan maksimal (seperti menon-aktifkan hp saat
beribadah dan tidak membuka aplikasi Alkitab dari gadget melainkan dari Alkitab
yang tercetak)
– Gereja memberikan konseling
pastoral kepada jemaat yang kecanduan gadget