Friday, April 10, 2020

MATERI BERIKUT


IPTEK Dalam Pandangan Alkitab

      Penggunaan IPTEK sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan sudah ada IPTEK. Ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu Firman Allah dan teknologi juga berasal dari Tuhan yang dikembangkan melalui manusia.
      Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cerminan sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28.
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertamba banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.”
      Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mandat Allah yang pertama untuk beranak cucu dan bertambah banyak manusia di bumi, dan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang, dari ayat tersebut yang melahirkan di pikiran manusia bagaiamana mereka dapat menguasai bumi sesuai yang dikehendaki Allah. Dan pengetahuan  untuk melahirkan teknologi itu terdapat dalam Amsal 1:7a
“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”
      IPTEK dalam pandangan Alkitab dapat ditemukan dalam Amsal 1:5, “baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan”.  Berdasarkan kutipan ayat ini maka dituntut untuk setiap pribadi orang percaya (sebutan lain bagi orang Krisen) menjadi bijak dalam mendengar lalu menjadi orang yang suka belajar (menambah ilmu). Sehingga kecanggihan gadget tidak disikapi dengan negatif namun dengan pertimbangan yang bijak. Tuhan menghendaki segala pekerjaan untuk kebutuhan dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebab Tuhan sendiri yang memberikan pengertian dan pengetahuan, keahlian, dalam berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel.35:31). Sebagai mitra Allah maka manusia diberi kemampuan untuk mengetahui namun tetap dalam rasa hormat dan tunduk terhadap otoritas Allah Sang Pencipta (Ams.1:7). Iman Kristen memberikan dasar kepada kita untuk menerima perkembangan IPTEK yang ada dalam iman Kristen yang menjadi dasar IPTEK adalah Tuhan. Mengutip perkataan Albert Einstein ‘ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu lumpuh’ (religion without science is blind and science without religion is lame).[10]

Sikap Kita Seharusnya Dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK

            Bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi perkembangan IPTEK? Apakah kita harus menerima IPTEK dengan tangan terbuka?Ataukah kita harus menolak IPTEK demi pemeliharaan iman kita akan Yesus Kristus? Menerima atau Menolak
Amsal 1 : 5
`“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu danbaiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.”
            Dari ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus mencari suatu bahan pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian. Ilmu dan pengertian yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas akal budi, kepandaian, kecerdasan dan talenta yang dianugerahkanNya bagi kita. Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan IPTEK, dan menolak IPTEK berarti melanggar firman Tuhan.
Dalam Kejadian 1: 27-28, Allah memberikan manusia suatu amanat illahi (Mandat Budaya) yaitu untuk menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia membutuhkan pengetahuan, cikal bakal, dan tujuan. Manusia harus mampu untuk memeriksa alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan alam semesta. Untuk itu, manusia perlu sains. Jadi sains, bukanlah musuh bagi orang beriman, melainkan sebagai jalan untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta, apabila manusia dapat memanfaatkan sains sebagai saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Beberapa fakta mengenai hubungan teknologi dan iman :
1.      Teknologi adalah tugas
            Ia adalah tugas atau mandat yang diberikan oleh Allah. Seseorang yang membuat suatu penemuan harus menyadari betul akan tugasnya untuk menaklukkan bumi, sehingga setiap temuan yang dibuatnya harus bermanfaat bagi kesejahteraan alam semesta pada umumnya, dan manusia pada khususnya. Pembuatan suatu teknologi yang memusnahkan umat manusia sangat bertentangan dengan mandat yang diberikan oleh Tuhan
2.      Teknologi dan moral
            Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Caranya, adalah dengan menggunakan Alkitab, yang berisi kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar untuk pemanfaatan teknologi. Alkitab berisi perintah etis-moral untuk mengatur semua tindakan manusia. Sehingga, dalam pemanfaatannya, teknologi harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, yang merupakan sumber moral  untuk menghindari penyalahgunaan teknologi yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.
3.      Teknologi dan mujizat
            Ibrani 13: 8 menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak pernah berubah baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya. Kuasa Yesus tidak pernah berubah, sementara teknologi senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak mampu memberikan suatu kepastian bagi manusia. Di mana suatu ketika teknologi tidak mampu memberikan penyelesaian, maka setiap orang percaya tetap berharap kepada Allah yang hidup untuk menyatakan mukjizat-Nya.

Memanfaatkan IPTEK Sebagai Sarana Bagi Kemuliaan Nama Tuhan.

            Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya. Tuhan juga telah menanamkan dalam hati mereka dengan kemampuan untuk mengajar dan memenuhi hati mereka dengan keahlian untuk membuat pekerjaan-pekerjaan seorang ahli, yakni sebagai pelaksana segala pekerjaan dan perancang segala sesuatu.
Sama seperti Allah yang telah memberikan pengetahuan dan keahlian bagi orang Israel yang dipilihnya, untuk melaksanakan tugas membangun bait Allah, kita pun juga dipilih oleh Allah, dan dikaruniai dengan kepandaian, kecerdasan, dan akal budi untuk melaksanakan pekerjaan yang kudus bagi kemuliaan nama Allah. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, kemuliaan nama Tuhan pun harus semakin termasyur. Kita harus memanfaatkan setiap talenta yang kita miliki bagi kemuliaan nama Tuhan. Misalnya, bagi setiap kita yang dikaruniai kemampuan lebih dalam bidang komputer dan internet, kita bisa melakukan video editting yang berisi suatu kesaksian mengenai kasih Allah, dan mengupload video tersebut di Youtube, sehingga setiap orang dapat menyaksikan kasih Allah dan video tersebut dapat menjadi berkat bagi setiap orang yang menontonnya, atau kita bisa men-share ayat-ayat firman Tuhan melalui status di Facebook, sehingga memberkati setiap orang yang membacanya. Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semuaitu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
F.      Catatan Kritis
Teknologi yang memiliki tujuan membantu dan mempermudah manusia dalam memecahkan persoalan terus-menerus meningkat baik jenis, kuantitas maupun kualitasnya. Dengan menggunakan teknologi manusia dapat terbantu dalam menyelesaikan pekerjaan tertenu, bahkan lebih cepat, biaya relatif rendah, dan dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak. Pada masa sekarang orang dapat memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan, berkomunikasi yang muda walaupun dalam jarak jauh, dan mengisi waktu luang dengan permainan yang menantang. Bahkan yang lebih bahaya lagi apabila disalahgunakan ketika beribadah. Kenyataannya manusia pada masa modern sekarang sudah hampir tidak lepas dari teknologi untuk membantu dalam kehidupannya.
Dalam permasalahan tersebut Gereja harus bijak dalam menyikapi permasalahan gadget dikalangan umat. Pandangan gereja yang menganggap bahwa teknologi itu jahat adalah pandangan di masa lampau[12]. Gereja harus hadir untuk membawa terang dan pencerahan bagi umat sebab gadget juga masuk dalam kehidupan gerejawi. Itulah sebabnya maka PAK dalam gereja dalam berupa metode guna pencegahan ke arah penggunaan gadget yang negatif dan berlebihan. Di awal penciptaan Tuhan sudah memberikan otoritas tertinggi kepada manusia dibandingkan ciptaan lainnya (Kejadian 2:27-28). Otoritas tersebut harus dilaksanakan dengan baik. Metode yang bisa diterapkan antara lain:
      Gereja menanamkan dampak sisi positif dan negatif penggunaan gadget dalam bentuk pengajaran yang bertahap.
      Terapi Gadget dengan pengarahan  yang konsisten dan maksimal (seperti menon-aktifkan hp saat beribadah dan tidak membuka aplikasi Alkitab dari gadget melainkan dari Alkitab yang tercetak)
      Gereja memberikan konseling pastoral kepada jemaat yang kecanduan gadget


No comments:

Post a Comment